Tentang Cinta

CINTA hadir karena dari rasa yang selalu membuncah di dalam jiwa, yang tertanam di dalam hati dan bermain di dalam perasaan.. CINTA mempunyai makna yang terdalam karena terdapat di dalam lubuk hati yang paling dalam.. CINTA mempunyai berjuta-juta arti, bermakna luas, tergiur dalam alunan nada, berbaris puisi, terluah dalam goresan, bergelimang kata-kata mutiara dan hadirkan keindahan tersendiri.. CINTA tak habis-habisnya kalau kita ungkapkan semuanya, tapi siapakah yang tak butuh CINTA..? Hanya seseorang yang tak punya perasaanlah yang tak membutuhkan CINTA.. CINTA yang telah hadir dan bisa kita rasakan kedatangannya itu maka perjuangkanlah CINTAMU itu, selagi menurutmu itu mampu kamu perjuangkan... By: L-169

Selasa, 05 Juni 2012

Kado Dari Suamiku Buat Pernikahan Kami

Tanggal pernikahan plus perkawinan kami, semakin hari semakin mendekat saja...
Jujur dalam hatiku, aku ingin hadiah kenang-kenangan dari calon suami aq berupa benda2 atau seperangkat alat sholat, dan juga berupa cincin kawin sebagai simbol pernikahan kami dan tanda ikatan bahwa kami sudah menikah, biar orang lain yang melihat cincin di jari manis kami, bisa maklum dan tidak mengganggu kami...
Sedih sich sedih.. Calon suami aku cuma memberikan sejumblah uang sebagai maharnya tanpa ada satu bendapun...
Seandainya dia mau mangerti, aku ingin punya benda kenang-kenangan dari calon suami aku, walaupun itu cuma cincin yang terbuat dari batu besi...
Bagi aku uang yang dia berikan itu tidak akan menjadi kenangan apa-apa karena uang itu akan digunakan untuk ini itu, jadi akan hilang dan habis...
Mungkin setelah perkawinan kami nanti, akan ada album kenang-kenangan tapi itu bukanlah kenang-kenangan dari pemberian suami aku...
aku emang tidak banyak menuntut dan mengeluh, itu demi menjaga perasaannya, hanya saja aku ingin banget punya kado kenang-kenangan darinya, yang dia berikan secara ikhlas dan ridho, tapi keinginanku itu tidak akan pernah terucap di bibirku, karena aku bisa ngarti bagaimana sikapnya dan keadaannya, dia selalu berucap tidak punya duit lagi, dan akupun harus memakluminya walaupun alasan yang sebenarnya mungkin bukan itu saja...
Aku sadar kami tidak pacaran, acaranya terjadi secara spontan, aku bisa ngerti dari sikapnya yang tidak bisa lembut itu, membuat aku mengurungkan niatku, agar aku tidak meminta sesuatu darinya, menahan diriku agar tidak bermanja-manja dengan dirinya, dan membuat aku hanya menunggu apa-apa yang dia bisa berikan padaku tanpa aku harus memintanya...
Terkadang aku lupa kalau dia orangnya pemarah, terkadang aku ingin bermanja-manja padanya dan meminta dia untuk memanjakanku dan membelikan sesuatu untukku, tapi disaat aku sadari itu, aku mengurungkan semua niatku itu..
Terkadang aku merasa iri, melihat seorang suami yang sangat menyayangi isterinya, bicara lembut kepada isterinya, sering candain isterinya, sering beliin sesuatu buat isterinya, dan selalu mewujudkan keinginan isterinya sebatas kemampuan suaminya...
Aku sadar, aku punya suami yang kasar dan pemarah, aku lebih memilih banyak diam daripada bicara, itu demi menjaga kedamaian rumah tangga kami nantinya...
Tapi walaupun ku sudah berusaha mengimbangi sikapnya itu, tetap saja dia selalu saja marah-marah mungkin itu sudah jadi kebiasaannya...
Aku ingin keluarganya dan keluargaku melihat hubungan kami baik-baik saja, aku selalu memuji-memuji suamiku di depan mereka, walaupun sebenarnya hatiku sakit karena dia selalu kasar padaku...
Aku selalu berusaha mewujudkan apa yang menjadi kehendaknya, rela menjadi budaknya, tanpa harus menuntu balik, itu demi suamiku, aku ingin dia bahagia dengan mengaturku seperti ini seperti itu, aku ingin dia merasa puas dengan memperlakukanku seperti ini seperti itu...
Walaupun ku selalu menangis di belakangnya dan selalu tersenyum di depannya, aku ingin membahagiakannya, walaupun aku selalu salah di matanya, walaupun menurutnya aku hanyalah seseorang yang tidak berharga, yang penting ku sudah berusaha menuruti semua yang dia mau sebatas kemampuanku. Kalau aku tidak menuruti semua kemauannya, aku melihatnya seperti singa di depanku...

Dear Suamiku...
Mungkin aku bukanlah seorang isteri yang sempurna untukmu, aku rela berkorban, dan rela mengorbankan perasaanku, rela merasa sakit hati, demi mengisi kekuranganku itu...
Kamu pantas menuntutku ini itu, kamu pantas marah-marah dan membentakku, karena mungkin aku tidak sepenuhnya ada di hatimu..
Karena aku sangat menyayangimu, aku rela tidak menuntut seperti yang sudah kamu lakukan padaku..
Aku tidak berharap semua ini kamu tahu, aku sudah merasa bahagia punya suami seperti kamu, aku hanya merasa sakit hati dengan perilakumu yang kasar itu, tapi aku berusaha untuk tidak mengeluhkan itu..
Aku tidak mau jadi bebanmu, cukup aku yang merasakan semua ini...
From...
Isterimu...

Hayalanku pupus untuk mendapatkan kado dari suamiku di hari pernikahan dan perkawinan kami nanti...

L-169

Tidak ada komentar:

Posting Komentar